Thursday, August 23, 2018

Perbedaan Plafond Fibercement (grc) dan Gypsum



Saat ini perkembangan dalam dunia propety sangat pesat, seiring dengan tumbuhya industri property. perkembangan tersebut mendorong hadirnya material yang lebih praktis dan berkulaitas, bukan hanya itu faktor keshatan pun mulai diperhatikan, seperti pada material penutup plafond. dulu orang lebih banyak menggunakan triplex atau asbes yang mengandung bahan berbahaya (asbestos). selain itu pengaplikasian dan hasil yang kurang memuaskan mulai menggeser produk ini, asbes dengan isu kesehatan mulai ditinggalkan oleh para penggunanya begitupun dengan triplex yang dianggap kurang awet dan kurang rapi pada finishingnya, ditambah isu global warming yang mendorong industri di semua sektor untuk menghasilkan material yang ramah lingkungan.
Saat ini mulai hadir produk alternatif yang beredar dipasaran dan yang menjadi trend sekarang adalah papan Gypsum dan Papan Fibercement (Grc), lalu apakah perbedaan dari kedua produk ini, mana yang lebih baik? mana yang lebih ekonomis? untuk mengetahuinya kita harus mengetahui krakteristik dari kedua produk tersebut. Mari kite telaah kedua produk ini baik dari aspek karakteristik materialnya maupun dari sisi aplikasinya.

PAPAN GYPSUM
Papan gypsum dibuat dari kapur yang diberi tambahan aditif memiliki karakteristik seragam sehingga orang sukar membedakan kualitas produk yang satu dengan yang lain. Bentuknya berupa lembaran berukuran 1,2 x 2,4 m selain ukuran customized, tebal 9 – 15 mm, dan warna putih atau abu-abu. Karena itu pengalaman dan referensi pihak yang lebih ahli seperti kontraktor sangat menentukan pilihan developer.  Dari segi berat material gypsum umumnya memiliki berat 16kg per lembar untuk ukuran standard dan berat/m2 berkisar 5,5 kg. 
Secara umum Papan gypsum memang rentan terhadap air, tetapi untuk kondisi tersebut pihak produsen telah menyiapkan papan gypsum untuk berbagai kondisi dilapangan, seperti halnya Jayaboard yang memiliki beberapa jenis papan untuk berbagai aplikasi, Jenis yang disediakan antara lain:

>Papan jayaboard standard untuk aplikasi di area dalam kondisi wajar, dirancang untuk diaplikasikan pad area kering dengan suhu 5-40 derajat Celcius.
Jayaboard wet area dirancang untuk penggunaan pada ruangan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi (maksimal RH 90%)
> Jayaboard wet area firestop untuk digunakan sebagai kombinasi area yang memiliki tingkat kelembaban tinggi dan membutuhkan ketahanan api.

Meskipun papan gypsum untuk jenis wet area direkomendasikan untuk area yang memiliki tingkat kelembaban tinggi tetapi tidak dianjurkan untuk terkena kontak langsung dengan air. Papan Gypsum lebih disarankan untuk penggunaan penutup plapon atau partisi pada interior bangunan.

Untuk sifat jalar api, papan gypsum (jayaboard) memiliki klasifikasi kedalam bahan material kelas 1 untuk semua jenis, artinya material ini memiliki mimiliki kecepatan penjalaran api sangat rendah yaitu kurang dari 165mm pada 1,5 menit pertama, Referensi tes No. Puskim 46/Um/Lm.5/07.

Sistem metode pengikat untuk plafond dengan penutup papan gypsum digunakan rangka metal. dan jenis sambungan antara papan adalah sambungan tertutup, pada plafond yang menggunakan papan gypsum sambungan tertutup akan lebih rapi dan tidak mudah retak. Finishing yang optimal akan diperoleh dengan penggunaan penutup plafond dengan papan gypsum karena sifatnya yang tidak mudah berubah terhadap peningkatan suhu dalam ruangan.
Selain itu maintenence pada plafond yang menggunakan papan gypsum lebih mudah, apabila terjadi kerusakan maka papan bisa ditambal dengan menggunakan papan baru tanpa harus membongkar plafond.Cukup dengan melubangi bagian yang berjamur atau rusak lalu menambalnya dengan papan baru dan mengcompoundnya kembali.

Penggunaan papan gypsum, apabila diaplikasikan sesuai dengan jenisnya dan pemasangan dilakukan dengan benar akan memberikan hasil yang baik.
Papan gipsum kurang tahan terhadap air, jamur, benturan keras, juga rayap dan api (terutama kertasnya). Karena itu hanya dianjurkan untuk interior seperti plafon dan partisi, dan tidak untuk eksterior seperti listplank atau penutup tiang kolom dan dinding (cladding) dan dekorasinya.

Untuk mengatasi kekurangan itu, belakangan muncul papan fiber semen sebagai alternatif, yang bisa dipakai untuk interior dan eksterior, bahkan untuk penutup lantai dan pagar. Papan tahan benturan hingga 170 kg/cm tapi jauh lebih ringan dan luwes.

Kalau beton biasa memiliki tulangan baja, fiber semen yang terbuat dari campuran semen, pasir silika, gipsum, memakai serat selulosa sebagai penguat. Ukuran papan relatif sama dengan gipsum. Permukaannya lebih halus dan flat sehingga finishing-nya juga lebih mudah dan apik. Jadi, papan bisa langsung dicat atau dilapisi wall paper tanpa harus diplamir atau diamplas dulu. Pemasangan sama dengan gipsum, oleh aplikator yang memahami fiber cement, dengan rangka kayu atau besi. Harganya lebih murah ketimbang triplek dan gipsum tipe moisture resistant (tahan lembab). Namun papan fibercement masih memiliki resiko melenting bila tekena panas extreem (tekena sinar matahari secara langsung dalam jangka waktu tertentu).

Hanya, fiber semen lebih berat ketimbang papan gipsum dengan ketebalan yang sama. Pemasangan harus dengan alat yang lebih canggih seperti bor dan gergaji mesin, dan menyerap panas. Dibanding papan gipsum standar, harganya juga lebih mahal, tapi konon dalam jangka panjang lebih murah karena lebih tahan lama (15 – 25 tahun) dan relatif bebas perawatan dibanding gipsum (5 – 10 tahun). Pada bangunan rumah aplikasi papan semen juga kebanyakan masih untuk plafon.

Papan Fibercement memilik ketebalan 3mm, 3.5mm, 4.5mm, 6mm, 8mm, 12mm bahkan sampai dengan 20mm untuk aplikasi pada sistem lantai dak, Namun umumnya penggunaan untuk penutup plafond, papan yang digunakan adalah papan yang memiliki ketebalan 3mm s/d 4,5mm dan papan tebal 6mm untuk sistem rangka dengan Hollow metal. Berat/m2 untuk papan fibercement 3mm adalah 5.5 kg/m2 dan untuk papan 6mm adalah 6,8 kg/m2.

Sedangkan untuk ketebalan 3mm s/d 4.5mm untuk aplikasi interior dengan sistem rangka menggunakan rangka kayu dan metode pengikatan dengan paku, sistem sambungan yang dinjurkan sistem sambungan terbuka (ada nat) hal ini dikarenakan dengan spesifikasi tersebut kemungkinan retak atau pecah rambut besar apabila dilakukan sistem sambungan tertutup. Beberapa aplikator menyiasatinya dengan menambahkan alkasit pada compound tetapi hal itu tidak menjamin 100% hasilnya akan optimal.
Sistem sambungan tertutup dapat dilakukan apabila papan fibercement yang digunakan memiliki ketebalan 6mm dan sistem pengikat dengan menggunakan rangka hollow metal dengan skrup. Hasil sambungan dan pengikatan akan lebih sempurna. Apabila memang harus menggunakan papan dengan tebal <6mm disarankan konstruksi dan kerapatan rangka ditambah tentunya ini sedikit banyaknya akan menambah cost pemasangannya





Baja ringan cimahi 0811 2049 113 

No comments:

Post a Comment