Saat ini perkembangan dalam dunia propety sangat
pesat, seiring dengan tumbuhya industri property. perkembangan tersebut
mendorong hadirnya material yang lebih praktis dan berkulaitas, bukan hanya itu
faktor keshatan pun mulai diperhatikan, seperti pada material penutup plafond.
dulu orang lebih banyak menggunakan triplex atau asbes yang mengandung bahan
berbahaya (asbestos). selain itu pengaplikasian dan hasil yang kurang memuaskan
mulai menggeser produk ini, asbes dengan isu kesehatan mulai ditinggalkan oleh
para penggunanya begitupun dengan triplex yang dianggap kurang awet dan kurang
rapi pada finishingnya, ditambah isu global warming yang mendorong industri di
semua sektor untuk menghasilkan material yang ramah lingkungan.
Saat ini mulai hadir produk alternatif yang beredar
dipasaran dan yang menjadi trend sekarang adalah papan Gypsum dan Papan
Fibercement (Grc),
lalu apakah perbedaan dari kedua produk ini, mana yang lebih baik? mana yang
lebih ekonomis? untuk mengetahuinya kita harus mengetahui krakteristik dari
kedua produk tersebut. Mari kite telaah kedua produk ini baik dari aspek
karakteristik materialnya maupun dari sisi aplikasinya.
PAPAN GYPSUM
Papan gypsum dibuat dari kapur yang diberi tambahan
aditif memiliki karakteristik seragam sehingga orang sukar membedakan kualitas
produk yang satu dengan yang lain. Bentuknya berupa lembaran berukuran 1,2 x
2,4 m selain ukuran customized, tebal 9 – 15 mm, dan warna putih atau abu-abu.
Karena itu pengalaman dan referensi pihak yang lebih ahli seperti kontraktor
sangat menentukan pilihan developer. Dari segi berat material gypsum umumnya memiliki
berat 16kg per lembar untuk ukuran standard dan berat/m2 berkisar 5,5 kg.
Secara umum Papan gypsum memang rentan terhadap air,
tetapi untuk kondisi tersebut pihak produsen telah menyiapkan papan gypsum
untuk berbagai kondisi dilapangan, seperti halnya Jayaboard yang memiliki
beberapa jenis papan untuk berbagai aplikasi, Jenis yang disediakan antara
lain:
>Papan jayaboard standard untuk
aplikasi di area dalam kondisi wajar, dirancang untuk diaplikasikan pad area
kering dengan suhu 5-40 derajat Celcius.
> Jayaboard wet area
dirancang untuk penggunaan pada ruangan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi
(maksimal RH 90%)
> Jayaboard wet area firestop untuk digunakan
sebagai kombinasi area yang memiliki tingkat kelembaban tinggi dan membutuhkan
ketahanan api.
Meskipun papan gypsum untuk jenis wet
area direkomendasikan untuk area yang memiliki tingkat kelembaban tinggi tetapi
tidak dianjurkan untuk terkena kontak langsung dengan air. Papan Gypsum lebih disarankan
untuk penggunaan penutup plapon atau partisi pada interior bangunan.
Untuk sifat jalar api, papan gypsum (jayaboard) memiliki
klasifikasi kedalam bahan material kelas 1 untuk semua jenis, artinya material
ini memiliki mimiliki kecepatan penjalaran api sangat rendah yaitu kurang dari
165mm pada 1,5 menit pertama, Referensi tes No. Puskim 46/Um/Lm.5/07.
Sistem metode pengikat untuk plafond dengan penutup
papan gypsum digunakan rangka metal. dan jenis sambungan antara papan adalah
sambungan tertutup, pada plafond yang menggunakan papan gypsum sambungan
tertutup akan lebih rapi dan tidak mudah retak. Finishing yang optimal akan
diperoleh dengan penggunaan penutup plafond dengan papan gypsum karena sifatnya
yang tidak mudah berubah terhadap peningkatan suhu dalam ruangan.
Selain itu maintenence pada plafond yang menggunakan
papan gypsum lebih mudah, apabila terjadi kerusakan maka papan bisa ditambal
dengan menggunakan papan baru tanpa harus membongkar plafond.Cukup dengan
melubangi bagian yang berjamur atau rusak lalu menambalnya dengan papan baru
dan mengcompoundnya kembali.
Penggunaan papan gypsum, apabila diaplikasikan
sesuai dengan jenisnya dan pemasangan dilakukan dengan benar akan memberikan
hasil yang baik.
Papan gipsum kurang tahan terhadap air, jamur,
benturan keras, juga rayap dan api (terutama kertasnya). Karena itu hanya
dianjurkan untuk interior seperti plafon dan partisi, dan tidak untuk eksterior
seperti listplank atau penutup tiang kolom dan dinding (cladding) dan
dekorasinya.
Untuk mengatasi kekurangan itu, belakangan muncul
papan fiber semen sebagai alternatif, yang bisa dipakai untuk interior dan
eksterior, bahkan untuk penutup lantai dan pagar. Papan tahan benturan hingga
170 kg/cm tapi jauh lebih ringan dan luwes.
Kalau beton biasa memiliki tulangan baja, fiber
semen yang terbuat dari campuran semen, pasir silika, gipsum, memakai serat
selulosa sebagai penguat. Ukuran papan relatif sama dengan gipsum. Permukaannya
lebih halus dan flat sehingga finishing-nya juga lebih mudah dan apik. Jadi,
papan bisa langsung dicat atau dilapisi wall paper tanpa harus diplamir atau
diamplas dulu. Pemasangan sama dengan gipsum, oleh aplikator yang memahami
fiber cement, dengan rangka kayu atau besi. Harganya lebih murah ketimbang
triplek dan gipsum tipe moisture resistant (tahan lembab). Namun papan
fibercement masih memiliki resiko melenting bila tekena panas extreem (tekena
sinar matahari secara langsung dalam jangka waktu tertentu).
Hanya, fiber semen lebih berat ketimbang papan
gipsum dengan ketebalan yang sama. Pemasangan harus dengan alat yang lebih
canggih seperti bor dan gergaji mesin, dan menyerap panas. Dibanding papan
gipsum standar, harganya juga lebih mahal, tapi konon dalam jangka panjang
lebih murah karena lebih tahan lama (15 – 25 tahun) dan relatif bebas perawatan
dibanding gipsum (5 – 10 tahun). Pada bangunan rumah aplikasi papan semen juga
kebanyakan masih untuk plafon.
Papan Fibercement memilik ketebalan 3mm, 3.5mm,
4.5mm, 6mm, 8mm, 12mm bahkan sampai dengan 20mm untuk aplikasi pada sistem
lantai dak, Namun umumnya penggunaan untuk penutup plafond, papan yang
digunakan adalah papan yang memiliki ketebalan 3mm s/d 4,5mm dan papan tebal
6mm untuk sistem rangka dengan Hollow metal. Berat/m2 untuk papan fibercement
3mm adalah 5.5 kg/m2 dan untuk papan 6mm adalah 6,8 kg/m2.
Sedangkan untuk ketebalan 3mm s/d 4.5mm untuk aplikasi interior dengan
sistem rangka menggunakan rangka kayu dan metode pengikatan dengan paku, sistem
sambungan yang dinjurkan sistem sambungan terbuka (ada nat) hal ini dikarenakan
dengan spesifikasi tersebut kemungkinan retak atau pecah rambut besar apabila
dilakukan sistem sambungan tertutup. Beberapa aplikator menyiasatinya dengan
menambahkan alkasit pada compound tetapi hal itu tidak menjamin 100% hasilnya
akan optimal.
Sistem
sambungan tertutup dapat dilakukan apabila papan fibercement yang digunakan
memiliki ketebalan 6mm dan sistem pengikat dengan menggunakan rangka hollow
metal dengan skrup. Hasil sambungan dan pengikatan akan lebih sempurna. Apabila
memang harus menggunakan papan dengan tebal <6mm disarankan konstruksi dan
kerapatan rangka ditambah tentunya ini sedikit banyaknya akan menambah cost
pemasangannya
Baja ringan cimahi 0811 2049 113
No comments:
Post a Comment